1. “Istilah subsidi
BBM adalah istilah menipu, sebab faktanya tak ada subsidi BBM!” tegas Dr Arim
Nasim. Menurutnya Pemerintah mengambil minyak bumi milik rakyat secara gratis
dengan biaya hanya US$ 10/barrel. Tapi karena hanya bisa menjualnya seharga US$
77/barrel pemerintah merasa rugi jika harga minyak Internasional lebih dari
harga itu.
2. Penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari
agenda Konsensus Washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia. Kenaikan
BBM adalah proses sistematis untuk meminggirkan rakyat menuju Neokolonialisme
(penjajahan baru) melalui liberalisasi BBM. BBM akan dikuasai perusahaan asing
mulai dari hulu (eksplorasi minyak) sampai hilir (pom bensin/SPBU). “Kenaikan
harga BBM hanya menguntungkan mafia BBM asing dan anteknya!” tegasnya.
3. menyengsarakan rakyat. Kenaikan/penghapusan subsidi BBM dapat dipastikan
akan memicu kenaikkan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat.
4. tidak adil. Subsidi
untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan bunganya sebesar Rp230.33 triliun
hanya dinikmati sekitar 14.000 orang, sedangkan ‘subsidi’ BBM sebesar Rp201.36
triliun dinikmati oleh 230 juta orang.
5. Tuduhan pemerintah
kalau BBM murah akan menjadikan masyarakat boros menggunakan BBM adalah bohong.
“Sebab, konsumsi BBM Indonesia cukup rendah, berada di urutan ke-116 di bawah
negara Afrika seperti Botswana dan Namibia,”
6. Pemerintah mengatakan
bahwa harga BBM di Indonesia murah karenanya harus dinaikkan. Di Amerika, Cina,
dan Jepang memang harga BBM lebih tinggi dari pada di Indonesia. “Tapi ingat,
pendapatan mereka pun jauh lebih tinggi dari pada Indonesia!”
Padahal, BBM di Indonesia
(premium, Rp 5000/liter) lebih mahal dari pada Venezuela Rp 460/l, Turkmenistan
Rp736/l, Iran Rp 828/l, Nigeria Rp 920/l, Saudi Arabia Rp1104/l, Kuwait
Rp1932/l, dan Mesir Rp2.300/l.
7. energi Indonesia untuk asing, bukan untuk rakyat. Indonesia ekspor 70%
Batubara ke luar negeri. Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia. Indonesia
ekspor 500.000 barrel per hari minyak.
“Tapi, di dalam negeri
listrik sering padam, rakyat antri gas, minyak tanah, dan bensin pun harganya
terus meningkat!” sesalnya. Sebab, Pertamina hanya memproduksi 13,8% sementara
sisa minyak Indonesia dikelola asing! Chevron (41%), Total E&P Indonesie
(10%), Chonoco Philips (3,6%) dan CNOOC (4,6%).
8. Katanya subsidi itu salah
sasaran. “Subsidi hanya dinikmati orang kaya? Tidak! “Lantaran menurut data
kepolisian orang kaya di Indonesia yang memiliki mobil mewah kurang dari 5%.
jadi bisa kaita pastikan bahwa pengguna BBM itu adalah masyarak miskin.
9. Pengalihan subsidi? subsidi
harus dialihkan dalam bentuk subsidi langsung seperti pendidikan, kesehatan dan
pencarian sumber energi alternatif.
Faktanya, pendidikan dan
kesehatan tetap mahal, orang miskin dilarang sakit! Pencarian sumber energi
alternatif hanya omongan. “Yang sudah pasti harga BBM naik lagi! Beban rakyat
bertambah